Rabu, 08 Mei 2013

KATA KERJA OPERASIONAL(KKO)



KATA KERJA OPERASIONAL(KKO)
Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa ranah dan setiap ranah tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.Kata kerja operasional berdasarkan Taksonomi Bloom dibagi dalam beberapa Ranah yaitu afektif(sikap),kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (keterampilan)
Adapun tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
  1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
  2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
  3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi dan perlu mempertimbangkan:
Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan untuk menyusun indikator.
A. Ranah Kognitif
           Indikator kognitif proses merupakan perilaku siswa yang diharapkan muncul setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkandengan kata kerja operasional aspek kognitif. Obyek dari indicator adalah produk IPA misalnya konsep, hukum, kaidah dll.
  1. Pengetahuan (C1) : Mengutip, Menyebutkan, Menjelaskan, Menggambar, Membilang, Mengidentifikasi, Mendaftar, Menunjukkan, Memberi label, Memberi indeks, Memasangkan, Menamai, Menandai, Membaca, Menyadari, Menghafal, Meniru, Mencatat, Mengulang, Mereproduksi, Meninjau, Memilih, Menyatakan, Mempelajari, Mentabulasi, Memberi kode, Menelusuri, Menulis
  2. Pemahaman (C2) : Memperkirakan, Menjelaskan, Mengkategorikan, Mencirikan, Merinci, Mengasosiasikan, Membandingkan, Menghitung, Mengkontraskan, Mengubah, Mempertahankan, Menguraikan, Menjalin, Membedakan, Mendiskusikan, Menggali, Mencontohkan, Menerangkan, Mengemukakan, Mempolakan, Memperluas, Menyimpulkan, Meramalkan, Merangkum, Menjabarkan
  3. Penerapan (C3) : Menugaskan, Mengurutkan, Menerapkan, Menyesuaikan, Mengkalkulasi, Memodifikasi, Mengklasifikasi, Menghitung, Membangun , Membiasakan, Mencegah, Menentukan, Menggambarkan, Menggunakan, Menilai, Melatih, Menggali, Mengemukakan, Mengadaptasi, Menyelidiki, Mengoperasikan, Mempersoalkan, Mengkonsepkan, Melaksanakan, Meramalkan, Memproduksi, Memproses, Mengaitkan, Menyusun, Mensimulasikan, Memecahkan, Melakukan, Mentabulasi, Memproses, Meramalkan
  4. Analisis (C4) : Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis, Menyeleksi, Merinci, Menominasikan, Mendiagramkan, Megkorelasikan, Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer
  5. Sintesis (C5) :  Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi, Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang, Membangun, Menanggulangi, Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan, Mengoreksi, Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memperjelas, Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi, Menggabungkan, Memadukan, Membatas, Mereparasi, Menampilkan, Menyiapkan Memproduksi, Merangkum, Merekonstruksi
  6. Penerapan (C6) : Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai, Mengarahkan, Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi, Memperjelas, Menugaskan, Menafsirkan, Mempertahankan, Memerinci, Mengukur, Merangkum, Membuktikan, Memvalidasi, Mengetes, Mendukung, Memilih, Memproyeksikan
B. Ranah Afektif
Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA, indicator afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA yaitu sikap ilmiah, adapun contoh sikap ilmiah adalah: berlaku jujur, peduli, tanggungjawab dll.
 Selain itu, indicator Afektif juga perlu memunculkapun keterampilan social misalnya: bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dll.
  1. Menerima : Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Menganut, Mematuhi, Meminati
  2. Menanggapi : Menjawab, Membantu, Mengajukan, Mengompromika, Menyenangi, Menyambut, Mendukung, Menyetujui, Menampilkan, Melaporkan, Memilih, Mengatakan, Memilah, Menolak
  3. Menilai : Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi, Meyakinkan, Memperjelas, Memprakarsai, Mengimani, Mengundang, Menggabungkan, Mengusulkan, Menekankan, Menyumbang
  4. Mengelola : Menganut, Mengubah, Menata, Mengklasifikasikan, Mengombinasikan, Mempertahankan, Membangun, Membentuk pendapat, Memadukan, Mengelola, Menegosiasi, Merembuk
  5. Menghayati : Mengubah perilaku, Berakhlak mulia, Mempengaruhi, Mendengarkan, Mengkualifikasi, Melayani, Menunjukkan, Membuktikan, Memecahkan
C. Ranah Psikomotor
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan tampak setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran IPA, diperlukan kegiatan yang berkaitan dengan percobaan, penemuan atau pembuktian konsep. Kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik, misalnya merangkai, mengukur, membuat, dll.
  1. Menirukan (P1): Mengaktifkan, Menyesuaikan, Menggabungkan, Melamar, Mengatur, Mengumpulkan, Menimbang, Memperkecil, Membangun, Mengubah, Membersihkan, Memposisikan, Mengonstruksi
  2. Memanipulasi (P2): Mengoreksi, Mendemonstrasikan, Merancang, Memilah, Melatih, Memperbaiki, Mengidentifikasikan, Mengisi, Menempatkan, Membuat, Memanipulasi, Mereparasi, Mencampur
  3. Pengalamiahan (P3): Mengalihkan, Menggantikan, Memutar, Mengirim, Memindahkan, Mendorong, Menarik, Memproduksi, Mencampur, Mengoperasikan, Mengemas, Membungkus
  4. Artikulasi (P4): Mengalihkan, Mempertajam, Membentuk, Memadankan, Menggunakan, Memulai, Menyetir, Menjeniskan, Menempel, Menseketsa, Melonggarkan, Menimbang

CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)
Pengetahuan (Cl)
Pemahaman (C2)
Penerapan (C3)
Analisis (C4)
Sintesis (C5)
Penilaian (C6)
Mengutip
Memperkirakan
Menugaskan
Menganalisis
Mengabstraksi
Membandingkan
Menyebutkan
Menjelaskan
Mengurutkan
Mengaudit
Mengatur
Menyimpulkan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Menentukan
Memecahkan
Menganimasi
Menilai
Menggambar
Mencirikan
Menerapkan
Menegaskan
Mengumpulkan
Mengarahkan
Membilang
Merinci
Menyesuaikan
Mendeteksi
Mengkategorikan
Mengkritik
Mengidentiflkasi
Mengasosiasikan
Mengkalkulasi
Mendiagnosis
Mengkode
Menimbang
Mendaftar
Membandingkan
Memodifikasi
Menyeleksi
Mengkombinasikan
Memutuskan
Menunjukkan
Menghitung
Mengklasifikasi
Memerinci
Menyusun
Memisahkan
Memberi label
Mengkontrasikan
Menghitung
Menominasikan
Mengarang
Memprediksi
Memberi indek
Mengubah
Membangun
Mendiagramkan
Membangun
Memperjelas
Memasangkan
Mempertahankan
Mengurutkan
Mengkorelasikan
Menanggulangi
Menugaskan
Menamai
Menguraikan
Membiasakan
Merasionalkan
Menghubungkan
Menafsirkan
Menandai
Menjalin
Mencegah
Menguji
Menciptakan
Mempertahankan
Membaca
Membedakan
Menentukan
Mencerahkan
Mengkreasikan
Memerinci
Menyadap
Mendiskusikan
Menggambarkan
Menjelajah
Mengoreksi
Mengukur
Menghafal
Menggali
Menggunakan
Membagankan
Merancang
Merangkum
Menim
Mencontohkan
Menilai
Menyimpulkan
Merencanakan
Membuktikan
Mencatat
Menerangkan
Melatih
Menemukan
Mendikte
Memvalidasi
Mengulang
Mengemukakan
Menggali
Menelaah
Meningkatkan
Mengetes
Mereproduksi
Mempolakan
Mengemukakan
Memaksimalkan
Memperjelas
Mendukung
Meninjau
Memperluas
Mengadaptasi
Memerintahkan
Memfasilitasi
Memilih
Memilih
Menyimpulkan
Menyelidiki
Mengedit
Membentuk
Memproyeksikan
Menyatakan
Meramalkan
Mengoperasikan
Mengaitkan
Merumuskan
Mempelajari
Merangkum
Mempersoalkan
Memilih
Menggeneralisasi
Mentabulasi
Menjabarkan
Mengkonsepkan
Mengukur
Menggabungkan
Memberi kode
Melaksanakan
Melatih
Memadukan
Menelusuri
Meramalkan
Mentransfer
Membatasi
Menulis
Memproduksi
Mereparasi
Memproses
Mengaitkan
Menampilkan
Mensuimulasikan
Menyiapkan
Memecahkan
Memproduksi
Mel.akukan
Merangkum
Mentabulasi
Merekonstruksi
Menyusun
Memproses
meramalkan


BAHAN AJAR


BAHAN AJAR

A. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran (teaching material) yang
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar juga merupakan susunan sistematis dari berbagai
bentuk bahan pembelajaran baik tertulis maupun tidak tertulis untuk pedoman oleh pendidik
atau dalam rangka proses pembelajaran

Andi Prastowo (2011) menyatakan pemahaman bahan ajar sebagai segala bahan
(baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok
utuh dari kompetensi yang dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran
dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Sedangkan Paulina
Pannen (2001) menyebutkan bahwa bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran
yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran.

B. Tujuan bahan ajar secara umum antara lain :

1. Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu

2. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar sehingga mencegah timbulnya rasa
bosan pada peserta didik

3. Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan

4. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

C. Bahan ajar menurut sifatnya
Ø Bahan ajar berbasis cetak
Ø Bahan ajar berbasis teknologi
Ø Bahan ajar yang digunakan untuk praktik/proyek
Ø Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi

D. Bentuk dan Jenis Bahan Ajar

a. Bahan cetak
Merupakan bahan Cetak (printed) yang merupakan sejumlah bahan yang
disiapkan dalam kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi. Contoh : Handout, modul,LKS, foto, gambar, Mrosur,
Leaflet, dsb.
b. Bahan audio
merupakan bahan ajar yang menggunakan sistem sinyal radio secara langsung
yang dapat didengar atau dimainkan oleh orang lain. Contoh : kaset, radio, piringan
hitam, CD audio
c. Bahan audio visual ( Bahan Ajar Pandang Dengar ) adalah pemanfaatan sinyal
radio yang dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial seperti
Video, film, CD film
d. Bahan Ajar Interaktif
merupakan kombinasi dari beberapa media baik audio, gerak, grafik, gambar,
animasi dan video yang dalam proses pembelajaran dimanfaakan atau diperlakukan
untuk mengendalikan suatu perintah dalam proses pembelajaran. Seperti CD
interaktif, film interaktif; tanya jawab / diskusi, selain itu dapat berupa Bahan Ajar
Interaktif DiskusiLingkungan/ Pelajaran diluar kelasPraktek dari sebuah materi
tertentu

D. Unsur-Unsur Bahan Ajar
ü Petunjuk Belajar
merupakan petunjuk atau pedoman yang perlu diketahui baik oleh peserta didik
maupun pendidik meliputi materi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran
ü Kompetensi Yang Akan Dicapai
bahwa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik perlu penetapan standar
kompetensi yang meliputi standar materi atau standar isi
ü Informasi Pendukung,
merupakan informasi-informasi yang harus diketahui atau dijelaskan kepada peserta
didik yang dapat menambah wawasan maupun pengetahuan peserta didik
ü Latihan-Latihan,
merupakan tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik yang akan
menambah dan meningkatkan ketrampilan peserta didik terhadap materi ajar yang
diberikan
ü Petunjuk Kerja
adalah lembaran yang berisi catatan-catatan sistematis atau tahapan-tahapan proses
kegiatan sebagai langkah prosedural yang ditempuh peserta didik dalam proses
pembelajaran hal ini banyak dilakukan untuk materi praktek
ü Evaluasi
sebagai sarana mengukur penilaian terhadap pemahaman dan pekerjaan peserta didik
tentang tingkat keberhasilanya
Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan: unjuk kerja(performance); penugasan
(proyek / project); hasil kerja(produk / product); tes tertulis(paper & pen);
portofolio dan penilaian sikap

ASESMENT KINERJA


ASESMENT KINERJA

A. Pengertian dan Fungsi

Asesmen kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan
dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam
proses dan produk dimana dalam hal ini menekankan sebuah keterampilan/kecakapan dari
siswanya.

Asesmen kinerja dapat digunakan sebagai alternatif dari tes yang selama ini banyak
digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik Asesmen ini sangat cocok

digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja yang dinilai melalui
pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian
berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi.
Misal penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai alat praktikum.

Asesmen kinerja ini memberi peluang kepada guru untuk menialai pencapaian
berbagai hasil pendidikan yang sebenarnya tidak dapat dijabarkan dalam tes tertulis. Adapun
asesmen kinerja memungkinkan guru mengamati siswa saat siswa sedang bekerja atau
melakukan tugas belajar, atau guru dapat menguji hasil-hasil yang dapat dicapai, serta
menilai (judge) tingkat penguasaan/kecakapan yang dicapai siswa.

Penggunaan asesmen kinerja dapat memberikan informasi lebih banyak tentang kemampuan
peserta didik dalam proses maupun produk, bukan sekedar memperoleh informasi tentang jawaban
benar atau salah saja.Sebagaimana halnya dengan asesmen bentuk esay, observasi yang

dilakukan oleh guru dalam rangka melakukan pertimbangan-pertimbangan subyektif dengan
level prestasi yang dicapai siswa. Evaluasi ini didasarkan pada perbandingan kinerja siswa
dalam mencapai standar excellent (keunggulan prestasi) yang telah dicapai sebelumnya.
Sebagaimana tes essay, pertimbangan guru diguanakan sebagai dasar penempatan kinerja
siswa pada suatu kesatuan atau kontinum tingkatan-tingkatan prestasi yang terentang mulai
dari tingkatan yang sangat rendah sampai tingkatan yang sangat tinggi.

B.

Beberapa karakteristik asesmen kinerja adalah:

Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø

C. Bentuk assesment kinerja antar lain :
v
Asesmen kinerja klasikanàmengakses kinerja secara keseluruhan
v
Asesmen kinerja kelompokà mengakses kinerja siswa secar berkelompok
v
Asesmen kinerja individu àmengakses kinerja siswa secara individu

D. Langkah-langkah Assesment Kinerja
• Fase 1: mengidentifikasikan kerja. Pada tahap ini ditentukan apa jenis yang ingin dinilai

menyusun response,
pemikiran tingkat tinggi
Keautentikan
keterpaduan
proses dan produk
kedalaman vs luas



Fase 2: mendesain latihan-latihan kinerja. Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan
tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja
yang akan dinilai dapat muncul
Fase 3: melakukan penskoran dan perekaman/pencatatan hasil



E. Keuntungan-keuntungan dalam penilaian kinerja
• guru dapat secara langsung mengukur ketrampilan-ketrampilan dari siswa dan bukan hanya
dengan tes (paper and pencil test) Saja. Termasuk pula penilaian ketrampilan-ketrampilan teori
tingkat yang lebih tinggi dan kebanyakan ketrampilan-ketrampilan psychomotor
• mempengaruhi cara belajar siswa dimana siswa tidak hanya sekedar menghapal saja tetapi
bagaimana siswa diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan semua
keterampilan-keterampilannya sehingga mereka dapat mengingatnya dengan lebih baik.
• guru dapat mengukur proses kinerja siswa langkah demi langkah yang sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.

F. Kekurangan – kekurangan dalam penilaian kinerja
Masalah dalam instrumen tidak jelas, sukar digunakan
Masalah prosedural: kemampuan terlalu banyak, rata-rata hanya satu orang
Penskoran cederung bias atau subjektif
Waktu penilaian tidak memadai Penilaian kurang obyektif
Kurang andal dalam pemberian angka
Tidak semua siswa mempunyai minat yg sama dalam kegiatan/proses kinerja pada topik tertentu

G.

Pengembangan latihan:

1)dengan menyajikan latihan terstruktur untuk jenis kinerja yang

diinginkan

2) dengan mengobservasi dan mengevaluasi berbagai jenis kinerja selama

pembelajaran dan mengumpulkan informasi tentang kinerja “tipikal” siswa, atau 3)

mengkombinasikan keduanya. Selanjutnya, putuskan seberapa banyak latihan yang
diperlukan.

G. Pensekoran dan pencatatan:
Ø Perhatikan tingkat rincian hasil, apakah dengan menganalisis tiap kinerja secara
terpisah ataukah secara holistik.
Ø Selanjutnya, pilih metode (sistem pencatatan) untuk mentransformasikan kriteria
menjadi informasi yang berguna, misalnya ceklis, skala bertingkat, catatan anekdotal,
dan catatan mental
Ø Terakhir, perlu diputuskan siapa yang akan mengamati dan mengevaluasinya
(umumnya guru).

Dalam hal penskoran, penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar
faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk kerja
dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak) atau skala rentang (sangat baik-
baik-agak baik-tidak baik).

Dalam hal penskoran, penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar
faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk kerja
dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak) atau skala rentang (sangat baik-
baik-agak baik-tidak baik).

Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai
apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak
dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
memiliki dua pilihan mutlak, misalnya benar-benar salah, dapat diamati-tidak dapat diamati.
Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja menggunakan skala rentang
memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu
karena pemberian nilai secara kontinuum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

ASESMEN PROTOFOLIO


ASESMEN PROTOFOLIO

Asesmen portofolio adalah Penilaian portofolio adalah suatu pendekatan untuk menilai
peserta didik secara komprehensif, objekif dan akurat serta sesuai dengan bukti-bukti (dokumen) yang
dimiliki peserta didik.

Portofolio sebagai asesmen otentik dapat diguanakan untuk berbagai keperluan, yaitu
mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu, mengetahui bagian-
bagian yang perlu diperbaiki, membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar,
mendorong tanggungjawab siswa untuk belajar.

Keuntungan portofolio sebagai asesmen otentik yaitu:

1. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat jelas, misalnya serangkaian kumpulan
jurnal dan laporan percobaan siswa dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan
gambaran mengenai kemajuan siswa dalam membuat laporan
2. Menekankan pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat serta memberikan pengaruh
positif dalam belajar. Seleksi karya terbaik siswa melibatkan siswa sehingga siswa
merasa dihargai
3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang
lebih besar daripada membandingkan dengan pekerjaan orang lain
4. Siswa dilatih untuk menentukan karya terbaik
5. Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu
6. Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada
siswa itu sendiri, orangtua, serta pihak lain yang terkait.

Kelemahan portofolio antara lain :

1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra
2. Dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain.
3. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir, sehingga proses
penilaian kurang mendapat perhatian.
4.Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented,
kemungkinan besar inisiatif dan kreatifitas siswa akan terbelenggu, sehingga penilaian
portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik
5. Orang tua siswa sering berpikir skeptis karena laporan hasil belajar anaknya tidak
berbentuk angka..
6. Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas
7. Analisis terhadap penialai portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat dikuranginya
penggunaan angka.

Prinsip-Prinsip Penilaian Portofolio

Dalam penilaian portofolio harus terjadi interaksi multi arah, yaitu dari guru ke siswa,
dari siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas
(2003 : 124) mengemukakan pelaksanaan penilaian protofolio hendaknya memperhaikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Mutual trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai antara guru dengan
siswa maupun siswa dengan siswa.

2. Confidentiality (kerahasiaan bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan
dokumen yang ada, harus dijaga kerahasiaannya.

3. Joint ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen
yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik.

4. Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak, baik
guru maupun peserta didik. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan.

Guru dapat mengumpulkan portofolio melalui berbagai cara dan harus disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa, dan jenis kegiatan yang
dilakukan.

Ada pun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:

1. Catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk
kejadian mengenai perilaku siswa. Khususnya selama berlangsungnya proses
pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan,
dan lembar rekaman kejadiannya
2. Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
perkembangan yang hendak dicapai siswa
3. Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa
4. Respon-rspon siswa terhadap pertanyaan
5. Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah
pengajaran dilakukan, misalnya tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan
lapangan.

Adapun Langkah-langkah penilaian portofolio alah sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan dan fokus portofolio.

2. Menentukan isi portofolio. Isi portofolio harus sesuai dengan tujuan portofolio.

3. Mengembangkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian sangat bergantung kepada
kompetensi, cara menilai dan evidence yang dinilai.

4. Menyusun format penilaian, format penilaian mengacu pada tujuan.

5. Mengidentifikasi pengorganisasian portofolio

6. Menggunakan portofolio dalam praktik

7. Menilai pelaksanaan portofolio

8. Menilai portofolio secara umum.